Senin, 18 Maret 2013

TERAPI PSIKOANALISA - SIGMUND FREUD


TERAPI PSIKOANALISIS – SIGMUND FREUD

1.       Pengantar
Psikoanalaisis adalah suatu sistem dalam psikologi yang berasal dari penemuan-penemuan Freud dan menjadi dasar dalam teori psikologi yang berubungandengan gangguan kepribadian dan perilaku neuritik. Psikoanalisis memandang kejiwaan manusia sebagai ekspresi dari adanya dorongan yang menimbulkan konflik. Dorongan-dorongan ini sebagian disadari dan sebagian lagi tidak disadari. Konflik timbul karena ada dorongan-dorongan yang saling bertentangan, sebagai manifestasi dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk social disamping biologis.
Arlow, 1989 (dalam Corsini, 1989) mengatakan bahwa psikoanalisis adalh system dalam psikologi yang lengkap dan luas. Meliputi pengalaman-pengalaman dunia dalam dan dunia luar, dasar biologis dan peranan social seseorang yang kesemuanya berfungsi dalam kehidupan pribadi maupun kelompok.

2.       Permasalahan  dan Penanganan
Psikoanalisis sebagai teori psikoterapi berasal dari uraian Freud bahwa gejala neurotic pada seseorang timbul karena tertahannya ketegangan emosi yang ada, ketegangan yang ada kaitannya dengan ingatan yang ditekan, ingatan mengenai hal-hal traumatic dari pengalaman seksual pada masa kecil.
Teknik penanganan
a.       Hypnosis
Semula dipergunakan teknik hypnosis, namun setelah diketahui bahwa tidak terhadap semua orang dapat dilakukan hypnosis, Freud kemudian mempergunakan asosiasi bebas.
b.      Asosiasi Bebas
Dengan asosiasi bebas, pasien bebas untuk mengemukakan segala hal yang ingin dikemukakan termasuk yang tadinya ditekan dibawah sadarnya, tanpa dihambat atau dikritik. Namun timbul masalah lain karena dalam kenyataannya tidak semudah yang disangka, sehubungan dengan adanya rasa bersalah dan mekanisme pertahanan diri yang tentunya bisa menghambat pelaksanaan asosiasi bebas.

3.       Teknik Dasar
Teknis dasarnya untuk melaksanakkan psikoanalisis adalah :
a.       Meminta pasien berbaring di dipan khusus dan psikoanalis duduk dibelakangnya, jadi posisi pasien menghadap kearah lain, tidak bertatapan dengan psikoanalisnya. Pasien diminta untuk mengemukakan apa yang muncul dalam pikirannya dengan bebas, tanpa merasa terhambat, tertahan dan tanpa harus memilih mana yang dianggap penting atau tidak penting.
b.      Melakukan Rapport misalkan wawancara pendahuluan yang dilakukan secara tatap muka.

Ada beberapa isu yang tampaknya muncul dalam pendekatan psikoanalisa :
a.       Asesmen
Dapat mencakup riwayat klien sehingga konselor bisa mmbuat gambar yang ebih utuh mengenai cara klien melihat diri dan dunianya.
b.      Batasan-batasan
Menegakkan aturaan dan batasan yang jelas pada awal dan akhiar sesi.
c.       Ekspresi emosi
Misalnya adalah katarsis
d.      Interpretasi transferensi
Tindakan klien yang mengulangi perilakunya, pikirannya dan perasaannya didepan konselor nyang dipandang sebagai bagian dari hubungan masa lalu.
e.      Penggunaan kontra-transferensi
Kontra-transferensi merupakan aspek penting, karena bisa digunakan untuk memonitor pikiran dan perasaan, maka kontra-transferensi bisa memasukkan wawasan konselor ke dalam proses bawah sadar klien.
f.        Pemeranan
Ketidakmampuan klien mengatakan sesuatu , namun justru mrasakan kebutuhan untuk memerankan perasaan, dapat dilihat sebagai cara agar ia tidak perlu bicara.
g.       Focus kerja konseling
Berfokus berarti menyangkal fakta yang menyakitkan bahwa kerja konseling itu dibatasi waktu, sesuatu yang lebih penting untuk diucapkan didalam sesi terapi.
h.      Transferensi negative
Jika perasaan naegatif lien mulai timbul maka tugas konselor adalah mencoba tidak bereaksi secara defensive pada serangan, namun justru mencoba maembantu klien memahami perasaan yang sedang melingkupi.

4.       Efektifitas Terapi Psikoanalisa
Dikatakan bahwa keberhasilan seseorang bertindak sebagai psikoanalisis, banyak ditentukan oleh keadaan pada waktu ia sendiri menjalani psikoanalisisnya. Jadi untuk memperoleh kualifikasi sebagai psikoanalisis, seseorang harus menjalani dulu analisis yang dilakukan oleh psikoanalisis yang berkompeten.

DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa, Singgih D. (1992). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : PT BPKGunung Mulia.
Palmer, Stephen. (2001). Konseling dan Psikoterapi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar