TERAPI PSIKOANALISIS – SIGMUND FREUD
1. Pengantar
Psikoanalaisis adalah suatu sistem dalam psikologi
yang berasal dari penemuan-penemuan Freud dan menjadi dasar dalam teori
psikologi yang berubungandengan gangguan kepribadian dan perilaku neuritik.
Psikoanalisis memandang kejiwaan manusia sebagai ekspresi dari adanya dorongan
yang menimbulkan konflik. Dorongan-dorongan ini sebagian disadari dan sebagian
lagi tidak disadari. Konflik timbul karena ada dorongan-dorongan yang saling
bertentangan, sebagai manifestasi dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk social
disamping biologis.
Arlow, 1989 (dalam Corsini, 1989) mengatakan bahwa
psikoanalisis adalh system dalam psikologi yang lengkap dan luas. Meliputi
pengalaman-pengalaman dunia dalam dan dunia luar, dasar biologis dan peranan social
seseorang yang kesemuanya berfungsi dalam kehidupan pribadi maupun kelompok.
2. Permasalahan dan Penanganan
Psikoanalisis sebagai teori psikoterapi berasal dari
uraian Freud bahwa gejala neurotic pada seseorang timbul karena tertahannya
ketegangan emosi yang ada, ketegangan yang ada kaitannya dengan ingatan yang
ditekan, ingatan mengenai hal-hal traumatic dari pengalaman seksual pada masa
kecil.
Teknik penanganan
a. Hypnosis
Semula dipergunakan teknik hypnosis, namun setelah
diketahui bahwa tidak terhadap semua orang dapat dilakukan hypnosis, Freud
kemudian mempergunakan asosiasi bebas.
b. Asosiasi Bebas
Dengan asosiasi bebas, pasien bebas untuk mengemukakan
segala hal yang ingin dikemukakan termasuk yang tadinya ditekan dibawah
sadarnya, tanpa dihambat atau dikritik. Namun timbul masalah lain karena dalam
kenyataannya tidak semudah yang disangka, sehubungan dengan adanya rasa
bersalah dan mekanisme pertahanan diri yang tentunya bisa menghambat
pelaksanaan asosiasi bebas.
3. Teknik Dasar
Teknis dasarnya untuk melaksanakkan psikoanalisis adalah :
a.
Meminta pasien berbaring di dipan khusus dan
psikoanalis duduk dibelakangnya, jadi posisi pasien menghadap kearah lain,
tidak bertatapan dengan psikoanalisnya. Pasien diminta untuk mengemukakan apa
yang muncul dalam pikirannya dengan bebas, tanpa merasa terhambat, tertahan dan
tanpa harus memilih mana yang dianggap penting atau tidak penting.
b.
Melakukan Rapport misalkan wawancara pendahuluan
yang dilakukan secara tatap muka.
Ada beberapa isu yang tampaknya muncul dalam pendekatan
psikoanalisa :
a. Asesmen
Dapat mencakup riwayat klien sehingga konselor bisa
mmbuat gambar yang ebih utuh mengenai cara klien melihat diri dan dunianya.
b. Batasan-batasan
Menegakkan aturaan dan batasan yang jelas pada awal
dan akhiar sesi.
c. Ekspresi emosi
Misalnya adalah katarsis
d. Interpretasi transferensi
Tindakan klien yang mengulangi perilakunya, pikirannya
dan perasaannya didepan konselor nyang dipandang sebagai bagian dari hubungan
masa lalu.
e. Penggunaan kontra-transferensi
Kontra-transferensi merupakan aspek penting, karena
bisa digunakan untuk memonitor pikiran dan perasaan, maka kontra-transferensi
bisa memasukkan wawasan konselor ke dalam proses bawah sadar klien.
f.
Pemeranan
Ketidakmampuan klien mengatakan sesuatu , namun justru
mrasakan kebutuhan untuk memerankan perasaan, dapat dilihat sebagai cara agar
ia tidak perlu bicara.
g. Focus kerja konseling
Berfokus berarti menyangkal fakta yang menyakitkan
bahwa kerja konseling itu dibatasi waktu, sesuatu yang lebih penting untuk
diucapkan didalam sesi terapi.
h. Transferensi negative
Jika perasaan naegatif lien mulai timbul maka tugas
konselor adalah mencoba tidak bereaksi secara defensive pada serangan, namun justru
mencoba maembantu klien memahami perasaan yang sedang melingkupi.
4. Efektifitas Terapi Psikoanalisa
Dikatakan bahwa keberhasilan seseorang bertindak sebagai
psikoanalisis, banyak ditentukan oleh keadaan pada waktu ia sendiri menjalani
psikoanalisisnya. Jadi untuk memperoleh kualifikasi sebagai psikoanalisis,
seseorang harus menjalani dulu analisis yang dilakukan oleh psikoanalisis yang berkompeten.
DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa, Singgih D. (1992). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : PT BPKGunung Mulia.
Palmer, Stephen. (2001). Konseling dan Psikoterapi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar