ANALISIS TRANSAKSIONAL
(Eric Berne)
A.
SEJARAH DAN PENGERTIAN
Teori transaksional analisis merupakan karya besar Eric Berne
(1964), yang ditulisnya dalam buku Games People Play. Berne adalah seorang
ahli ilmu jiwa terkenal dari kelompok Humanisme. Teori transaksional
analisis merupakan teori terapi yang sangat populer dan digunakan
dalam konsultasi pada hampir semua bidang ilmu-ilmu perilaku. Teori analisis
transaksional telah menjadi salah satu teori komunikasi antarpribadi yang
mendasar.
Eric
Berne pioner yang menerapkan transaksional analisa dalam
psikoterapi. Dalam terapi ini hubungan konselor dan konseli dipandang sebagai
suatu transaksional (interaksi, tindakan yang diambil, tanya jawab) dimana
masing-masing individu berhubungan satu sama lain. Transaksi menurut Berne
merupakan manivestasi hubungan sosial.
Didalam
individu mengadakan interaksi dengan orang lain biasanya didasari oleh ketiga
status ego. Ketiga status tersebut adalah status ego anak, dewasa, dan orang
tua. Tingkatan ini timbul karena adanya pemutaran data kejadian pada waktu yang
lalu dan direkam, yang meliputi orang, waktu, keputusan, perasaan yang sungguh
nyata (Harris, 1987)
Transaksional
analisis adalah suatu proses transaksi atau perjanjian yang mana melalui
perjanjian inilah proses terapi akan dikembangkan sendiri oleh klien hingga
proses pengambilan keputusan pun diambil sendiri oleh klien.
B.
KONSEP DASAR
Adapun
konsep pokok dari transaksional analisis menurut Geral Corey
( 2005 ) adalah
1.
Pandangan tentang Manusia
Transaksional Analisis berakar
pada filsafat anti deterministik. Menempatkan iman dalam kapasitas kita untuk
mengatasi kebiasaan pola dan untuk memilih tujuan-tujuan baru dari perilaku.
Namun, ini tidak berarti bahwa kita bebas dari pengaruh kekuatan sosial. Ia
mengakui bahwa kitadipengaruhi oleh harapan dan tuntutan orang lain
yang signifikan, terutama keputusan yang terlebih dulu dibuat pada
masa hidupnya ketika kita sangat tergantung pada orang lain. Kita membuat
keputusan-keputusan tertentu agar dapat bertahan hidup, baik secara fisik dan
psikologis, pada titik tertentu dalam kehidupan. Tapi keputusan awal ini dapat
ditinjau dan ditantang apabila sudah tidak cocok lagi maka
keputusan-keputusan baru dapat dibuat.
Secara
keseluruhan dasar filosofis Transaksional Analisis bermula dari asumsi bahwa
semuanya baik atau OK, artinya bahwa setiap perilaku individu mempunyai dasar
menyenangkan dan mempunyai potensi serta keinginan untuk berkembang dan mengaktualisasikan
diri. Di dalam melakukan hubungan dengan orang lain, sangat perhatian dan
mengayomi lawan bicaranya, mengundang individu lain untuk senang,
cocok dan saling mengisi, yang di dalam dasar teori dan praktek TA disebut
I`m OK and you`re OK (Saya Oke dan Anda Oke). Teori Analisis Transaksional mendasarkan
pada decisional model artinya setiap individu mempelajari perilaku
yang spesifik dan memutuskan rencana hidupnya dalam menghadapi hidup dan
kehidupannya.
2.
Perwakilan Ego
Transaksional analisis adalah
suatu sistem terapi yang berlandaskan teori kepribadian yang menggunakan tiga
pola tingkah laku atau perwakilan ego yang terpisah; ego anak, ego
orang dewasa dan ego orang tua.
Status ego adalah serangkaian
perilaku yang terkait dengan pikiran, perasaan, dan perilaku di mana bagian
dari kepribadian seorang individu dimanifestasikan pada waktu tertentu (Stewart
& Joines, 1987). Semua transaksi analis bekerja dengan status-status ego,
yang mencakup aspek penting dari kepribadian dan karakter pembeda dari TA (Dusay,
1986). Setiap orang memiliki trio dasar Parent, Dewasa, dan Anak (PAC), dan
pergeseran terus-menerus individu dari salah satu status yang lain, perilaku
mewujudkan ego kongruen dengan keadaan saat ini. Salah satu definisi dari
otonomi adalah kemampuan untuk bergerak dengan kelincahan dan niat melalui ego
status dan beroperasi dalam satu yang paling sesuai dengan realitas situasi
tertentu.
a.
Status Ego anak
Status Ego Anak adalah keaslian dari bagian hidup kita dan
yang paling alami, yang termasuk “rekaman” pengalaman awal. Dibedakan
antara natural child (NC) yang ditunjukkan dalam sikap ingin tahu,
berkhayal, kreatif, lucu, memberontak, tergantung, menuntut, egois,
agresi, kritis, spontan, tidak mau kalah. Sebaliknya yang ber sifatadapted
child (AC) ditunjukkan dengan bertindak sesuai dengan keinginan orang
tuanya seperti penurut, sopan, dan patuh, sebagai akibatnya anak akan menarik
diri, takut, manja, dan kemungkinan mengalami konflik.
b.
Status Ego Dewasa
Setiap orang
juga menurut Berne memiliki sikap orang dewasa. Sikap orang dewasa umumnya
pragmatis dan realitas. Mengambil kesimpulan, keputusan berdasarkan
fakta-fakta yang ada. Suka bertanya, mencari atau menunjukkan fakta-fakta,
ber sifat rasional dan tidak emosional, bersifat objektif dan sebagainya. Status
ego dewasa dapat dilihat dari tingkah laku yang bertanggung jawab, tindakan
yang rasional dan mandiri. Sifat dari status ego dewasa adalah obyektif,
penuh perhitungan dan menggunakan akal.
c.
Status Ego Orang tua
Status ego
orang tua merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang
mirip dengan bagaimana orang tua individu merasa dan bertingkah laku terhadap
dirinya. Ada dua bentuk sikap orang tua, yang pertama orang tua yang
selalu mengkritik, merugikan dan yang ke dua orang tua yang saying.
Sikap orangtua yang diwakili dalam
perilaku dapat terihat dan terdengar dari tindakan maupun tutur kata serta ucapan-ucapan
nya. Seperti tindakan menasihati orang lain, memberikan hiburan, menguatkan
perasaan, memberikan pertimbangan, membantu, melindungi, mendorong untuk
berbuat baik adalah sikap yang nurturing parent (NP), ini sikap orang
tua yang sayang. Sebaliknya ada pula sikap orang tua yang suka menghardik,
membentuk, menghukum, berprasangka, me larang, semuanya disebut dengan sikap
yang critical parent ( CP ).
3.
Skenario kehidupan dan posisi
psikologi dasar
Adalah ajaran-ajaran orang tua yang
kita pelajari dan putusan-putusan awal yang dibuat oleh kita sebagai anak
dewasa. Pada dasarnya setiap manusia memerlukan belaian dari orang
lain.Dalam teori analisis transaksional sebuah belaian merupakan bagian dari suatu
perhatian yang melengkapi stimulasi yang optimal kepada individu. Belaian ini
merupakan kebutuhan dalam setiap interaksi sosial dan menyehatkan.
Teori Analisis Transaksional
menekankan bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk mengadakan hubungan yang bisa
dicapai dalam bentuknya yang terbaik melalui keakraban. Hubungan yg akrab
berlandaskan penerimaan posisi saya OK kamu OK di kedua belah pihak.
C.
TEKNIK DAN PROSEDUR TERAPI
Untuk melakukan terapi dengan pendekatan TA menurut
Haris dalam Corey (1988) treatment individu-individu dalam kelompok adalah
memilih analisis-analisis transaksional, menurutnya fase permualaan TA sebagai
suatu proses mengajar dan belajar serta meletakan pada peran didaktik terapis
kelompok.
Prosedur pada TA dikombinasikan dengan terapi
Gestalt, seperti yang dikemukakan oleh James dan Jongeward (1971) dalam Corey
(1988), dia menggabungkan konsep dan prosedur TA dengan eksperimen
Gestalt, dengan kombinasi tersebut hasil yang diperoleh dapat lebih efektif
untuk mencapai kesadaran diri dan otonom. Sedangkan teknik-teknik yang dapat
dipilih dan diterapkan dalam TA, yaitu
1. Analisis struktural, para konseli akan belajar bagaimana mengenali ketiga perwakilan
ego-nya, ini dapat membantu konseli untuk mengubah pola-pola yang dirasakan
dapat menghambat dan membantu konseli untuk menemukan perwakilan ego yang
dianggap sebagai landasan tingkah lakunya, sehingga dapat melihat
pilihan-pilihan.
2. Metode-metode didaktik, TA menekankan pada domain kognitif, prosedur
belajar-mengajar menjadi prosedur dasar dalam terapi ini.
3. Analisis transaksional, adalah penjabaran dari yang dilakukan orang-orang
terhadap satu sama lain, sesuatu yang terjadi diantara orang-orang melibatkan
suatu transaksi diantara perwakilan ego mereka, dimana saat pesan disampaikan
diharapkan ada respon. Ada tiga tipe transaksi yaitu; komplementer, menyilang,
dan terselubung.
4. Permainan peran, prosedur-prosedur TA dikombinasikan dengan
teknik psikodrama dan permainan peran. Dalam terapi kelompok, situasi permainan
peran dapat melibatkan para anggota lain. Seseorang anggota kelompok memainkan
peran sebagai perwakilan ego yang menjadi sumber masalah bagi anggota lainnya,
kemudian dia berbicara pada anggota tersebut. Bentuk permainan yang lain adalah
permainan menonjolkan gaya-gaya yang khas dari ego Orang Tua yang konstan.
5. Analisis upacara, hiburan, dan permainan, AT meliputi pengenalan terhadap upacara
(ritual), hiburan, dan permainan yang digunakan dalam menyusun waktunya.
Penyusunan waktu adalah bahan penting bagi diskusi dan pemeriksaan karena
merefleksikan keputusan tentang bagaimana menjalankan transaksi dengan orang
lain dan memperoleh perhatian.
6. Analisa skenario, kekurangan otonomi berhubungan dengan keterikatan
individu pada skenario atau rencana hidup yang ditetapkan pada usia dini
sebagai alat untuk memenuhi kebutuhannya di dunia sebagaimana terlihat dari
titik yang menguntungkan menurut posisi hidupnya. Skenario kehidupan, yang
didasarkan pada serangkaian keputusan dan adaptasi sangat mirip dengan
pementsan sandiwara.
D.
TIGA JENIS TRANSAKSI ANTARPRIBADI
Berne
mengajukan tiga jenis transaksi antarpribadi yaitu:
1. Transaksi komplementer ; jenis transaksi ini merupakan jenis
terbaik dalam komunikasi antarpribadi karena ter jadi kesamaan makna terhadap
pesan yang mereka pertukarkan, pesan yang satu dilengkapi oleh pesan yang lain
meskipun dalam jenis sikap ego yang berbeda. Transaksi komplementer terjadi
antara dua sikap yang sama, sikap dewasa. Transaksi terjadi antara dua sikap
yang berbeda namun komplementer. Kedua sikap itu adalah sikap orang tua dan
sikap anak-anak. Komunikasi antarpribadi dapat dilanjutkan manakala terjadi
tran saksi yang bersifat komplementer karena di antara mereka dapat memahami
pesan yang sama dalam suatu makna.
2. Transaksi silang ; terjadi manakala pesan yang dikirimkan komunikator tidak
mendapat respons sewajarnya dari komunikan. Akibat dari transaksi silang adalah
terputusnya komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna
pesan. Komunikator tidak menghendaki jawaban demikian, terjadi kesalah pahaman
sehingga kadang-kadang orang beralih ke tema pembicaraan lain.
3. Transaksi tersembunyi ; jika terjadi campuran beberapa sikap di antara komunikator dengan
komunikan sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap yang lainnya. Sikap
tersembunyi ini sebenarnya yang ingin mendapatkan respons tetapi ditanggap lain
oleh si penerima. Bentuk-bentuk transaksi tersembunyi bisa terjadi jika ada 3
atau 4 sikap dasar dari mereka yang terlibat dalam komunikasi antar pribadi
namun yang diungkapkan hanya 2 sikap saja sedangkan 1 atau 2 lainnya ter
sembunyi. Jika terjadi 3 sikap dasar sedangkan yang lainnya di sembunyikan maka
transaksi itu disebut transaksi tersembunyi 1 segi (angular). Kalau yang
terjadi ada 4 sikap dasar dan yang disembunyikan 2 sikap dasar disebut dengan
dupleks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar