Senin, 19 Maret 2012

Kesehatan Mental

A. Pengertian Kesehatan Mental
Menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama” bahwa:
“Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan)”.
Menurut paham ilmu kedokteran
kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Menurut Zakiah Daradjat
mendefenisikan bahwa mental yang sehat adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara individu dengan dirinya sendiri dan lingkungannya berdasarkan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat. Jika mental sehat dicapai, maka individu memiliki integrasi, penyesuaian dan identifikasi positif terhadap orang lain. Dalam hal ini, individu belajar menerima tanggung jawab, menjadi mandiri dan mencapai integrasi tingkah laku.

B. Teori Kesehatan Mental
Indivudu menurut Fromn adalah pribadi yang teralienasi. Ia adalah orang asing bagi dirinya sendiri, sama seperti sesamanya menjadi asing baginya. Ia mengalami orang lain dari dirinya sendiri tidak sebagaimana adanya, tetapi terdirtosi lantaran kekuatan-kekuatan bawah sadar bekerja di dalam dirinya.

Fromm mengatakan bahwa orang yang sehat mental adalah "Orang yang Produktif". Menurut model kesehatan mental Fromm, kepribadian yang sehat didorong oleh kebutuhan, orang yang sehat mental memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis ini secara produktif dan kreatif.

C. Karakteristik kesehatan mental
1. Terhindar dari Gangguan Jiwa
Zakiah Daradjat (1975) mengemukakan perbedaan antara gangguan jiwa (neurose) dengan penyakit jiwa (psikose), yaitu:
  • Neurose masih mengetahui dan merasakan kesukarannya, sebaliknya yang kena psikose tidak. 
  • Neurose kepribadiannya tidak jauh dari realitas dan masih hidup dalam alam kenyataan pada umumnya. sedangkan yang kena psikose kepribadiaannya dari segala segi (tanggapan, perasaan/emosi, dan dorongan-dorongan) sangat terganggu, tidak ada integritas, dan ia hidup jauh dari alam kenyataan 
2. Dapat menyesuaikan diri
Penyesuaian diri (self adjustment) merupakan proses untuk memperoleh/ memenuhi kebutuhan (needs satisfaction), dan mengatasi stres, konflik, frustasi, serta masalah-masalah tertentu dengan cara-cara tertentu. Seseorang dapat dikatakan memiliki penyesuaian diri yang normal apabila dia mampu memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalahnya secara wajar, tidak merugikan diri sendiri dan lingkungannya, serta sesuai denagn norma agama.

3. Memanfaatkan potensi semaksimal mungkin
Individu yang sehat mentalnya adalah yang mampu memanfaatkan potensi yang dimilikinya, dalam kegiatan-kegiatan yang positif dan konstruktif bagi pengembangan kualitas dirinya. pemanfaatan itu seperti dalam kegiatan-kegiatan belajar (dirumah, sekolah atau dilingkungan masyarakat), bekerja, berorganisasi, pengembangan hobi, dan berolahraga.

4. Tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain
Orang yang sehat mentalnya menampilkan perilaku atau respon-responnya terhadap situasi dalam memenuhi kebutuhannya, memberikan dampak yang positif bagi dirinya dan atau orang lain. dia mempunyai prinsip bahwa tidak mengorbankan hak orang lain demi kepentingan dirnya sendiri di atas kerugian orang lain. Segala aktivitasnya di tujukan untuk mencapai kebahagiaan bersama.

Karakteristik pribadi yang sehat mentalnya juga dijelaskan pada tabel sebagai berikut (Syamsu Yusuf LN ; 1987).
Fisik
  • Perkembangannya normal.
  • Berfungsi untuk melakukan tugas-tugasnya.
  • Sehat, tidak sakit-sakitan. 
Psikis
  • Respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
  • Memiliki Insight dan rasa humor.
  • Memiliki respons emosional yang wajar.
  • Mampu berpikir realistik dan objektif.
  • Terhindar dari gangguan-gangguan psikologis.
  • Bersifat kreatif dan inovatif.
  • Bersifat terbuka dan fleksibel, tidak difensif.
  • Memiliki perasaan bebas untuk memilih, menyatakan pendapat dan bertindak. 
Sosial
  • Memiliki perasaan empati dan rasa kasih sayang (affection) terhadap orang lain, serta senang untuk memberikan pertolongan kepada orang-orang yang memerlukan pertolongan (sikap alturis).
  • Mampu berhubungan dengan orang lain secara sehat, penuh cinta kasih dan persahabatan.
  • Bersifat toleran dan mau menerima tanpa memandang kelas sosial, tingkat pendidikan, politik, agama, suku, ras, atau warna kulit. 
Moral-Religius
  • Beriman kepada Allah, dan taat mengamalkan ajaran-Nya.
  • Jujur, amanah (bertanggung jawab), dan ikhlas dalam beramal. 
Ciri tidak sehat
  • Perasaan tidak nyaman (inadequacy) 
  • Perasaan tidak aman (insecurity) 
  • Kurang memiliki rasa percaya diri (self-confidence) 
  • Kurang memahami diri (self-understanding) 
  • Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial 
  • Ketidakmatangan emosi 
  • Kepribadiannya terganggu 
  • Mengalami patologi dalam struktur sistem syaraf (thorpe, dalam schneiders, 1964;61). 
D. Kategori atau Penggolongan Kesehatan Mental
Gangguan Somatofarm
Gejalanya bersifat fisik, tetapi tidak terdapat dasar organic dan factor-faktor psikologis.
Gangguan Disosiatif
Perubahan sementara fungsi-fungsi kesadaran, ingatan, atau identitas yang disebabkan oleh masalah emosional.
Gangguan Psikoseksual
Termasuk masalah identitas seksual (impotent, ejakulasi, pramatang, frigiditas) dan tujuan seksual.
Kondisi yang tidak dicantumkan sebagai gangguan jiwa.
Mencakup banyak masalah yang dihadapi orang-orang yang membutuhkan pertolongan seperti perkawinan, kesulitan orang tua, perlakuan kejam pada anak.
Gangguan kepribadian
Pola prilaku maladaptik yang sudah menahun yang merupakan cara-cara yang tidak dewasa dan tidak tepat dalam mengatasi stres atau pemecahan masalah.
Gangguan yang terlihat sejak bayi, masa kanak-kanak atau remaja.
Meliputi keterbelakangan mental, hiperaktif, emosi pada kanak-kanak, gangguan dalam hal makan.
Gangguan jiwa organik
Terdapat gejala psikologis langsung terkait dengan luka pada otak atau keabnormalan lingkungan biokimianya sebagai akibat dari usia tua dan lain-lain.
Gangguan penggunaan zat-zat
Penggunaan alkohol berlebihan, obat bius, anfetamin, kokain, dan obat-obatan yang mengubah prilaku.
Gangguan Skisofrenik
Serangkaian gangguan yang dilandasi dengan hilangnya kontak dengan realitas, sehingga pikiran, persepsi, dan prilaku kacau dan aneh.
Gangguan Paranoid
Gangguan yang ditandai dengan kecurigaan dan sifat permusuhan yang berlebihan disertai perasaan yang dikejar-kejar.
Gangguan Afektif
Gangguan suasana hati (mood) yang normal, penderita mungkin mengalami depresi yang berat, gembira yang abnormal, atau berganti antara saat gembira dan depresi.
Gangguan Kecemasan
Gangguan dimana rasa cemas merupakan gejala utama atau rasa cemas dialami bila individu tidak menghindari situasi-situasi tertentu yang ditakuti.

Untuk mengindari perilaku menyimpang sebaiknya kita memelihara kesehatan mental kita, yaitu
1. Mempunyai self image atau gambaran dan sikap terhadap diri sendiri yang positif.
2. Memiliki interaksi diri atau keseimbangan fungsi-fungsi jiwa dalam menghadapi problema hidup termasuk stress.
3. Mampu mengaktualisasikan secara optimal guna berproses mencapai kematangan.
4. Mampu bersoiallisasi dan menerima kehadiran orang lain.
5. Menemukan minat dan kepuasan atas pekerjaan yang dilakukan.
6. Memiliki falsafah atau agama yang dapat memberikan makna dan tujuan bagi hidupnya.
7. Mawas diri atau memiliki control terhadap segala kegiatan yang muncul.
8. Memiliki perasaan benar dan sikap yang bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya.



Daftar Pustaka
Yudiantara, 2009. Kesehatan Mental
Psychologymania, 2011. Pengertian dan Karakteristik Kesehatan Mental
Wartawarga, 2009. teori kesehatan mental Erich Fromm
bpi-uinsuskariau3, 2010. Pengertian kesehatan mental dan konsep


Tidak ada komentar:

Posting Komentar